Informasi

Apa Itu Teknologi OCR Dalam Sirekap Pemilu 2024?

teknologi ocr

Oleh karena Dalam meningkatkan transparansi dalam pemilu 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) meluncurkan aplikasi Sirekap (Sistem Informasi Rekapitulasi Elektronik) dengan teknologi OCR. Sirekap merupakan sebuah sistem yang dirancang untuk mempermudah proses rekapitulasi suara, sehingga masyarakat bisa memantau hasil penghitungan suara secara real-time.

Aplikasi ini menggunakan teknologi Optical Character Recognition (OCR) untuk memproses data pemilu yang masuk. Lantas apasih teknologi OCR itu?

Mengenal Teknologi OCR (Optical Character Recognition)

Teknologi OCR sirekap

Optical Character Recognition (OCR) adalah teknologi yang memungkinkan komputer untuk membaca dan memahami teks dari gambar atau dokumen fisik. Teknologi ini di gunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk:

  • Pengolahan dokumen: OCR dapat di gunakan untuk mengotomatisasi proses pengolahan dokumen, seperti pengarsipan, pengindeksan, dan ekstraksi data.
  • Penerjemahan: OCR dapat di gunakan untuk menerjemahkan teks dari satu bahasa ke bahasa lain.
  • Pembacaan kode batang: OCR dapat di gunakan untuk membaca kode batang pada produk dan paket.
  • Pengawasan: OCR dapat di gunakan untuk membaca teks dari plat nomor kendaraan, tanda tangan, dan dokumen lainnya.

Pada Pemilu 2024, teknologi OCR di gunakan dalam aplikasi Sirekap (Sistem Informasi Rekapitulasi) yang di kembangkan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum). Sirekap mempunyai fungsi sebagai berikut:

  1. Memindai dan mengunggah formulir C1-Plano: Formulir C1-Plano adalah dokumen yang berisi hasil penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Petugas KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) di TPS akan memindai formulir C1-Plano dan mengunggahnya ke aplikasi Sirekap.
  2. Mengekstrak data dari formulir C1-Plano: Teknologi OCR akan mengekstrak data dari formulir C1-Plano, seperti jumlah suara yang di peroleh setiap pasangan calon presiden dan wakil presiden, jumlah suara sah dan tidak sah, dan jumlah surat suara yang tidak terpakai.
  3. Merekapitulasi hasil penghitungan suara: Data yang diekstrak dari formulir C1-Plano akan di rekapitulasi secara otomatis oleh aplikasi Sirekap. Setelah itu, hasil rekapitulasi suara akan di tampilkan secara real-time di website KPU.

Manfaat Penggunaan Teknologi OCR dalam Sirekap

Teknologi OCR sirekap

KPU memanfaatkan kecanggihan OCR untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi proses rekapitulasi suara pada Pemilu 2024. Berikut beberapa manfaat penerapan OCR dalam Sirekap:

1. Mempercepat proses rekapitulasi suara

Proses rekapitulasi suara manual yang selama ini dilakukan, rentan memakan waktu lama dan berpotensi terjadi kesalahan. Teknologi OCR secara otomatis mengekstrak data dari formulir hasil penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS), sehingga proses rekapitulasi menjadi lebih cepat dan minim kesalahan.

2. Meningkatkan Transparansi

Selanjutnya, dengan Sirekap, formulir C1-Plano yang berisi hasil penghitungan suara di TPS akan diunggah dan diolah secara digital. Data yang di ekstrak dari formulir tersebut kemudian di rekapitulasi secara otomatis. Hasil rekapitulasi ini dapat masyarakat akses secara real-time melalui situs web KPU. Masyarakat pun dapat memantau jalannya penghitungan suara dengan lebih mudah dan transparan.

3. Meminimalisir Kecurangan

Potensi kecurangan seperti manipulasi data atau pencoblosan ganda dapat terminimalisir dengan penggunaan OCR. Data hasil ekstraksi bersifat digital sehingga lebih sulit untuk dimanipulasi dibandingkan dengan data manual.

Kelemahan Teknologi OCR dalam Sirekap

Meskipun Teknologi OCR yang ada dalam Sirekap Pemilu 2024 menawarkan banyak manfaat, seperti mempercepat rekapitulasi suara dan meningkatkan transparansi. Namun, teknologi ini juga memiliki beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian, seperti:

1. Akurasi

Keakuratan OCR dalam membaca teks tergantung pada kualitas gambar. Gambar yang buram, buram, atau memiliki noda dapat menyebabkan kesalahan pengenalan karakter. Kertas formulir C1-Plano yang kusut, tipis, atau memiliki tulisan tangan yang tidak rapi juga dapat menurunkan akurasi OCR. Kesalahan pengenalan karakter dapat berakibat fatal pada hasil rekapitulasi suara.

2. Keamanan Teknologi OCR

Sistem Sirekap yang terhubung dengan internet rentan terhadap serangan siber. Data hasil pemindaian formulir C1-Plano yang disimpan dalam sistem digital berpotensi bocor atau dimanipulasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, keamanan siber yang lemah dapat merusak kepercayaan publik terhadap hasil pemilu.

3. Ketergantungan pada Teknologi

Jika terjadi kegagalan sistem Sirekap, proses rekapitulasi suara dapat terhambat. Ketergantungan pada teknologi dapat membuat KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) dan masyarakat kurang familiar dengan proses rekapitulasi manual. Hal ini dapat menimbulkan keraguan dan potensi konflik jika terjadi permasalahan pada sistem.

4. Biaya

Pengembangan dan implementasi sistem Sirekap membutuhkan biaya yang besar. Biaya pelatihan petugas KPPS untuk menggunakan sistem Sirekap juga perlu menjadi pertimbangan. Biaya pemeliharaan dan pemutakhiran sistem Sirekap perlu di alokasikan secara berkelanjutan.

5. Kesulitan Akses

Tidak semua daerah di Indonesia memiliki akses internet yang stabil. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan bagi KPPS dalam menggunakan sistem Sirekap. Kesenjangan akses internet dapat menimbulkan disparitas dalam proses rekapitulasi suara.

Nah, itulah penjelasan tentang teknologi OCR dalam Sirekap yang menjadi terobosan untuk mewujudkan Pemilu 2024 yang lebih efisien, transparan, dan akuntabel. Dengan pemanfaatan teknologi ini, di harapkan proses rekapitulasi suara menjadi lebih cepat, akurat, dan dapat di pantau langsung oleh masyarakat.

Meskipun menawarkan banyak keuntungan, penggunaan OCR dalam Sirekap juga memiliki kelemahan yang harus segera di perbaiki oleh KPU agar tidak merusak kepercayaan publik terhadap hasil pemilu.

Author

Tomy Suganda

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *