Perkembangan startup di Indonesia terbilang pesat. Indonesia menjadi negara sorotan, pasalnya dalam satu dekade gelar unicorn dan decacorn telah berhasil diraih startup Indonesia. Dalam pengertianya startup adalah sebuah perusahaan rintisan yang belum lama beroperasi dan berada dalam fase pengembangan.
Dengan nilai valuasi tertentu perusahaan baru bisa mendapatkan gelar unicorn. Perusahaan mampu mendapatkan status unicorn jika memiliki nilai valuasi USD$ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun. Lalu apa saja perusahaan startup raksasa Indonesia, apakah ada yang Decacorn? yuk simak ulasanya berikut ini :
Go-Jek
Gojek menyandang gelar sebagai perusahaan unicorn sejak tahun 2017. Gojek merupakan layanan ojek motor berbasis mobile application. Fitur Gojek juga beragam, seperti Gofood (delivery makanan), GoPay (e-wallet), Gosend (Jasa kirim barang) dan masih banyak lagi. Perusahaan besutan Nadiem Makarim, Michaelangelo Moran dan Kevin Aluwi menjadi perusahaan startup pertama di Indonesia yang berhasil menyandang gelar Unicorn. Tak berhenti sampai di Unicorn, Gojek juga berhasil menjadi startup pertama asal Indonesia yang meraih gelar Decacorn hasil riset versi CBInsight. Decacorn merupakan istilah bagi startup yang mempunyai nilai valuasi $10 miliar. Dengan pernyataan dari riset tersebut, Go-Jek semakin tervalidasi kesuksesanya sebagai startup raksasa Indonesia.
Bukalapak
Tahun 2017 Bukalapak menyusul Gojek menyandang gelar sebagai perusahaan unicorn. Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono dan Fajrin Rasyid meruapakan sosok dibalik Bukalapak. Layanan Bukalapak memberikan pengumuman pada perayaan ulang tahunya ke-8 bahwa Bukalapak telah meraih posisi Unicorn ke-4 di Indonesia. Faktanya valuasi Bukalapak mencapai 1 miliar dollar AS atau setara dengan Rp.14,2 Triliun. Sejak pertama kali rilis pada tahun 2010, Bukalapak telah melayani 6 juta pelapak dan 5 juta Mitra Bukalapak. Kesuksesan tersebut membawa Bukalapak menjai startup raksasa Indonesia. PT. Bukalapak Tbk resmi mengumumkan rencana penawaran umum sahamnya atau disebut IPO (Initial Public Offering). Perusahaan Unicorn besutan lulusan mahasiswa ITB ini juga menjadi perusahaan all-commerce pertama yang meluncur ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Selanjutnya IPO juga ditawarkan kepada investor internasional. UBS AG Singapore Branch dan Merril Lynch Pte. Ltd. menjadi kepercayaan Bukalapak untuk menjadi joint global coordinators dan joint bookrunners untuk memasarkan IPO.
Tokopedia
Wiliam Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison memulai Tokopedia pada tahun 2009 dan berhasil mencapai gelar startup pada tahun 2017. Pada tahun 2020, Tokopedia mengklaim telah menguasai 1,5 perekonomian di Indonesia. Tokopedia diperkirakan memiliki valuasi US$ 8 – US$10 miliar pada awal 2021 atau setara dengan Rp. 112 triliun. Pada bulan Agustus Tahun 2017, Tokopedia mendapatkan suntikan investasi dari Alibaba sebesar 1,1 miliar dollar AS. Dengan 7,2 UMKM yang berhasil tercatat sudah bergabung dengan Tokopedia serta 90 juta pengguna aktif membawa nama Tokopedia semakin melambung.
Traveloka
Traveloka bergerak pada bidang industri pariwisata. Ferry Unardi, Derianto dan Albert Zhang memulai langkah bersama untuk Traveloka pada tahun 2012. Pada Januari 2017 Traveloka mendapatkan investasi dari JD.com, Sequoila capital dan Hillhouse capital. Kemudian pada bulan Juli 2017 inestasi dari Expedia juga masuk ke Traveloka dan membawa Traveloka meraih gelar unicorn. Dengan gelar tersebut Traveloka menjadi satu dari startup yang telah berhasil menjadi startup raksasa Indonesia. Traveloka mengawali langkahnya dengan mencari perbandingan harga tiket dari berbagai sumber. Kemudian pada tahun 2014, Traveloka juga mulai merambah ke pemesanan kamar hotel bahkan juga membuat aplikasi mobile yang semakin menarik perhatian. dengan peningkatan fokus bisnis, gaya hidup serta finansial membawa Traveloka juga melebarkan sayap ke tujuh negara berkembang. Pada Pertengahan tahun 2020 Traveloka mengumumkan bahwa mendapat suntikan dana sebesar US$250 dari investor salah satunya EV Growth.
OVO
Dompet digital besutan Lippo group ini didirikan pada tahun 2017. Pada tahun 2020, valuasi milik OVO telah mencapai 2,9 miliar dollar AS atau setara dengan 40,6 triliun rupiah. Startup raksasa Indonesia ini, mendapatkan suntikan dana dari Tokyo Century. Perusahaan kemitraan OVO antara lain Bank Mandiri, Alfamart, Grab dan Moka. Kerjasama OVO semakin luas dengan menggandeng Tokopedia sebagai digital payment. Berbagai kemitraan membuat pengguna OVO meningkat. November 2018 OVO mengklaim tumbuh dalam jumlah merchant dengan pangsa lebih dari 70 persen.
JD.ID
Tahun 2015 merupakan tahun awal JD ID pertama kali mulai beroperasi di Indonesia. JD ID menjadi startup raksasa Indonesia keenam. JD.id terbentuk dari prakarsa JD.com yang menjalin mitra dengan Provident Capital. Pendana JD ID mendapatkan investasi salah satunya dari Provident Capital. Winanti dan Hardi Wijaya Liong merupakan prakarsa dibalik Perusahaan Provident Capital. Yang telah merambah berbagai sektor seperti telekomunikasi, infrastruktur, real estat dan perkebunan. Perusahaan Mitsubishi Corporation juga memberikan andil dalam pendanaan OVO. Baca juga Gojek siap suntik modal ke JD.ID
Kesimpulanya, startup unicorn Indonesia juga telah berkembang dan tumbuh cukup pesat sehingga memberikan andil juga dalam kemajuan teknologi di Indonesia. Terdapat 6 startup raksasa Indonesia, dengan startup unicorn dan 1 startup Decacorn yaitu Go-Jek.